Try to search for The Things?

February 17, 2012

#Day One at S'pore


Jadi seminggu kemarin di S'pore *tolong jujurlah kamu hanya lima hari saja* itu benar-benar udah berasa kayak sebulan di negeri orang. Soalnya aku menikmati banget tiap hari diisi oleh kegiatan yang menarik dan menantang. Beruntung banget aku kesana with complementary due to outstation office's task. Tiga hari pertama aku get involved dan mengikuti semua acara dengan tertib. Gak ada cara bangun kesiangan lagi (oh kebiasaan buruknya kamu ya ini?), dan wajib tidur kepagian (alias sedikit begadang).

#Day One

Turun dari pesawat, segera mencari toilet. Hmm...itu efek sarapan pagi-pagi yang salah. Ceritanya bermula saat reservasi tiket. Jauh-jauh hari aku sudah deal sama mbak-mbak travel agent kalau aku pesen beef sandwich *rodok gaya*. Tapi dia bilang beefnya habis, diganti roast chicken. Ternyata eh ternyata gak pake bread, jadi sebenarnya roast chicken itu cocok dibuat menu makan siang. (pelajaran pertama: radar pendeteksi menu dan ciri-cirinya now is activated).

Changi Airport udah kayak mall. *nggumun (takjub   ndeso)

Whoaaa...aku dicustom ama S'pore!

Mengikuti instruksi dari atasan, aku dan Mba Santi (orang kantor yang ikut trip denganku) diwajibkan naik taxi menuju hotel yang sudah direservasiin atas nama kami berdua. Gak sampai 2 menit, datang taxi nyamperin. Keluarlah abang-abang dari balik kemudi untuk membantu angkatin travel bag ke bagasi. Awalnya aku cuek, karna masih ribet dengan isi tas ransel, tapi setelah dengar dia nanya:

“where is your destination?”

Refleks radarku langsung menangkap tanda-tanda orang cakep sudah dekat.

“………………………..” *aku melongo tak berkesudahan pasca melihat wajah si sopir*

“Rendezvous Hotel” jawab Mba Santi cepat.

“………………………..” aku masih diem ini ekspresinya, karna saking kagetnya.

Hah! ini sopir atau bintang film Korea ya? Hah! ini sopir atau bintang film Korea ya? *sengaja diulang untuk efek dramatis*.

Abang sopir itu miriiiiip banget ama Rain yang maen di Full House ituloh. Doski pakai kemeja rapi dan celana jeans, rambut disemir, pake kacamata, pake cantelan kuping, postur tubuhnya tinggi, badannya tegap *jangan bayangin Ade Rai loh*, perutnya *kayaknya ini loh, masih kayaknya* sixpack, soalnya radarku menangkap samar-samar ilusi gambar serbet kotak-kotak di balik kemejanya itu. Jadilah sepanjang perjalanan menuju hotel aku ndrengas-ndrenges sendiri (senyam-senyum; red). Bahkan sewaktu aku mau bayar ongkos taxi $17.80, Mba Santi udah bilang bayar aja  $20, sisanya buat Mas Rain aja, itu aku sudah gak denger secara seksama. Soalnya aku liat mukanya aja sambil mikir (coba mas ini ke Jakarta, pasti sudah terkenal ngalahin Norman Kamaru itu). Tahu-tahu dia udah ngasi duit kembalian ke tanganku $2.20.





YaAwohh..maap,aku gak bisa fotoin secara jelas., tapi sumpah ini bukan HOAX kok





Udah nyampe hotel, kami mengikuti itinerary yang sudah ada, kalian gak perlu tau kan ya aku ngapain aja di day one? Apa, penasaran? Biasa aja kok. Yaudah aku ceritain saja, tapi dikit ya.

Kebetulan grand office kami dekat dengan Arab Street, jadinya aku merengek –rengek untuk cari lunch di sana saja. Sepanjang street bangunannya unik-unik dan so heritage. Kamera di tanganku sudah menggelinjang gak sabar ingin potret bangunan-bangunan itu *ojok goroh, sakjane kamu kan yang pengen difoto?*. Arab street ini jual berbagai macam barang impor kayak karpet Iran, hampers rotan asli Jawa Barat, handycraft Solo dsb.



Hampers and Basket Shop
Tuh kan, ada Solo shop juga
Haji Street dengan tembok bermuralnya


Malamnya setelah meeting *padahal aku hanya penggembira*, aku ke Mustafa Center sekitar jam 11-an. Katanya di sana buka 24hours. Aku gak pengen beli apa-apa, cuma pengen liat ekspresi penjualnya, ngantuk kah? sendu kah? galau kah?. Tapi akhirnya aku beli juga oleh-oleh buat sodara-sodaraku di rumah sana, sama oleh-oleh buat sepupu dan kakekku, gak ketinggalan keponakan-keponakanku juga *pencitraan anak baik dan dermawan*.


Soriii, gelap gulita.

Sepulang dari Mustafa aku melewati jalanan Orchard Road yang ‘biasa-biasa’ saja sih menurutku, hanya sebuah  jalanan panjang yang dipenuhi oleh toko-toko barang-barang mewah #ekspresi gak tertarik *bilang ae gak kuat beli barang2 branded di sini*. Lalu menuju ke kawasan Esplanade, liat bangunan yang mirip Opera Housenya Sydney. Terus ngelihat kayak apa sih Marina Bay Sands itu. Kurang lebih tempat hiburan yang lengkap. Ada casino, Marina Bay shoppes, theather, sky park (bentuk kapal laut yang nangkring di atas 3 gedung penyangga). Disana juga ngeliat  kayak gimana sih bentuknya Singapore flyer (ya jelas bunder lah kayak komidi putar di pasar malem ituloh, cuma di sini ‘agak’ tinggi). Aku gak naek ke S’pore flyer, soalnya aku takut ketinggian sih *ojok goroh maneh, ayo jujur tiket naiknya berapa?*.

Ini aku motonya siang hari (besoknya), pas mobil ngebut.

tercapture di orchard road



Aku gak nyempetin foto-foto di patung singa muntah itu, soalnya gak kepingin-kepingin amat sih. Pasti semua orang juga sudah punya foto itu. Lagipula udah malem, di jalan yang kita lewati ada proyek benerin jalan, jadi susah markirin mobilnya dimana. Padahal sebenernya pengen turun, tapi gak dibolehin sama Mbak Santi (lhaaa… akhirnya ngaku kan, kalo kepingin foto disana? yakan yakaan?).

Yaudah, segitu aja dulu ceritanya #Day One di Singaparna, ntar versi kalian baca sambil berhuweeeeek byor atas aksi narsisku di keep aja dulu, masih ada #Day 2,3,4,5. Sabaaar..sabaaar. :D

~Kim




Follow