Try to search for The Things?

March 11, 2013

Hendak Kemana?



Jadi gini ini ya, yang namanya hari Kejepit Nasional, agak 'selo' kerjaan, karena emang beritanya juga lagi gak segitu hectic-nya, tipikal media di Indonesia kalo besoknya ada public holiday, haha. So habis baca majalah TEMPO yang baru tiba di meja ruang riset, covernya adalah empat sekawan yang diduga terseret kasus simulator SIM, yang tokoh utamanya si Inspektur Jendral Djoko Susilo itu. Well, lupakanlah si empat sekawan, karena yang lagi happening sekarang adalah aset dan aneka harta yang dimiliki si Djoko dibeberkan bak gambar permainan monopoli di majalah ini. Either harta korupsinya or money laundrying-nya, nikahannya sama mantan Putri Solo 2008 and so whatover-nya dia, yang bikin saya like raising eye brow when he's not even hot (oh plis) but he able to execute the term: Money Talks.

Ya meski si pengacara doski: Juniver Girsang keukeuh bilang kalau KPK lebay membicarakan aset Inspektur yang bernak pinak, tapi deep inside saya yakin kalo KPK ada di jalan yang benar. Kekayaan resmi doski yang terlapor cuma Rp 5,623 miliar. Lha terus rumahnya doski yang di inih-onoh aja udah berapa miliar sendiri itu sob?. Belum lagi, hal yang membuat saya disgusting, udah perutnya buncit nih ya, ikat pinggangnya Hermes yang berkisar 30 jutaan kalo kalian beli per item. *hmmm evil look banget kan muka saya?

To be honest which is in this real 2013 life, istri ketiga doski somehow kok mau gitu ya? That the question should answered by how 'Money Talks' took its occupy smoothly. Maksud saya ini kalau emang mau punya rumah, ya kerja. Mau punya porsche ya kasih bocoran informasi teroris gih ke CIA sonoh, mau beli gadget ogah rugi ya ikutan kuis, (hehe tim gratisan asoy) mau liburan gratis ya ikutan kuis lagi. haha simpel tapi susah kan ya? Emang dasar sifat kita-kita ini mau yang instan, serba terburu-buru, mau jadi sekarang juga, bahkan urusan cinta. *Lhaaaa....ini kenapa jadi cinta-cintaan lagi ya? maaf typo total. haha

Anyway, ya emang susah sih ngomongin pergolakan negara dan segala kekompleksitasannya di tahun edan kayak gini. Tapi nurut saya in term of comparison, di negeri Jiran sonoh gak segitu rumitnya deh dibandingkan the way we look over at our own country. Mereka susah senang asal kerjaan gak diganggu, gaji lancar, ekonomi stabil jaya, gak akan mencampuri sedemikian rupa ke governence-nya, at least this is IMHO lho selama kerja di perusahaan yang berbadan hukum Sdn Bhd ini. Apa ya istilahnya mereka bilang ke pemerintahnya: as long as you don't screw my life up, I won't fuck up yours too.

Dalam satu kesempatan saya bertanya kepada colleague dari negeri Jiran itu, dia bilang kalau rasuah memang banyak terjadi di negaranya, and this crisis menurutnya, crisis to the max. Elaaah...cuma rasuah alias suap menyuap toh? Kita dong ya, banyak banget jenisnya dipilih kakaaaak.., jenis korupsinya kakaaak..ada gratifikasi, money laundry, uang terima kasih, uang balas jasa, uang lolos proyek, uang penyuapan pemilihan gubernur, uang pelicin, uang pelancar, uang perdamaian, dan entah uang apalagi?. Its exhausted. And for God's sake it's so true and it happens in bloody rich our country.

Haha beyotch, seriously ini saya lagi bahas something yang so huge matter ya kesannya?. Segala negara-negara dibawa?. Harap maklum aja ya, soalnya gak asik kalau spamming di TL nyumpah serapahin negara, kok kesannya "hello, lu lagi tinggal di planet, exactly pulau, negara apa emangnya sekarang?". Jadilah saya curahkan isi hati saya di sini, ya daripada curcol soal cinta-cintaan mulu yang so last yesterday. Haha abaikan paragraf yang ini kayaknya lebih baik.

'Hendak kemana' memang lebih pasti dipertanyakan daripada ngurusin soal Djoko Susilo dan Putri Solonya itu. Hendak kemana negara ini mengarah? Kita udah merdeka berapa tahun ya? What sort of proud we bring it on? Kita masih bangga kah punya negeri Indonesia? Still, does Indonesia make sense? We'll see.



Lotta Love
~Kimmi~


PS: Selain curhat soal pergolakan negara, saya sisipkan juga pattern anak gaul Jakarta yang ngomongnya suka pake campur-campur either Bahasa Inggris or Bahasa Indonesia (<--ini nih contohnya, lol ). That's the trending talks in the air anyway dude :-)))

No comments:

Follow