Try to search for The Things?
May 30, 2011
Selamat! Anda adalah Ahli Bahasa (part 1)
Akhir akhir ini, tiap mendapat dan mendengarkan orang lain berbicara dalam bhs.Indonesia—entah sengaja saya memang ingin mendengar pembicaraannya atau hanya numpang lewat mendengarnya—saya selalu terusik dengan kata yg sering terucapkan dan sering digunakan sehari-hari. Bisa kata takjub, khawatir, cemas, terlena, penasaran dsb. Tapi jika kata2 tsb saya ulang lagi, maka terkadang saya tak yakin bagaimana penggunaannya, apa artinya, apa pengaruh kata tsb dan banyak hal. Karena mungkin, saya sering malas membuka kamus KBBI utk mengetahui arti yg bisa dipertanggungjawabkan (dan bukan sekedar rekaan org malas spt saya).
Lalu kok ajaib ya, sebenarnya Intuisi atau karna pengalaman yg membuat saya tahu arti kata2 tsb tanpa melihat kamus? mungkin yg terakhir adalah opsi yg sering saya gunakan sebagai dasar alasan—jika sewaktu2 ada ahli bahasa mempertanyakan arti sebuah kata itu kpd saya nanti (biasanya sih ahli bahasa malah jarang tanya hal begenian, kalo di kelas filsafat mgkn iya). Opsi terakhir tsb juga menggiring saya secara alamiah sudah memiliki bank kata dg arti yg kita reka2 sendiri menurut pengalaman kita.
Kita juga tak begitu sadar sejak dan mulai kapan kita gunakan kata tsb. beda2 kali ya sesuai dengan umur dan pergaulan.
Pernah suatu saat saya dibuat tercengang oleh anak SD kelas satu di kota besar yg telah menggunakan kata "antropologi" dlm kalimatnya sewaktu bermain dg kawan2nya. “Gila, ini anak titisan siluman kali ya”. Padahal umur saya segitu juga kosakata gak jauh2 dari cilok, saos, es puter, gulali, es cendol, arum manis, lompat tali, gobaksodor, dan kosakata terkerenku waktu itu adalah kebetulan “main gaplek”. Well, saya rasa jika bapaknya mmg seorang antropolog atau ibunya adalah guru antropologi, atau ia termasuk golongan ank2 indigo masih terbuka kemungkinan kalo pose tercengangku dicabut dr adegan kalimat diatas. Tapi misalnya nih, kemungkinan yg paling zero limit, dia bakal tau gak apa arti dari antropologi yg ia ucapkan berdasarkan KBBI edisi terbaru? Kita kadang sama dg anak kecil, kita dg umur segini sdh memiliki beribu kosakata yg terekam di otak kita, ada yg lolos seleksi—pernah dilihat—artinya meski sekali di kamus. Adapula yg tdk, namun terlanjur kita gunakan dlm sehari2 dan—mudah2an—arti rekaan hasil karya kita sesuai dg kamus.
Tapi kenapa sih harus kamus yg jadi patokan? Easy Darling…ya minimal kita gak perlu repot2 ikut dlm tim perumus penyusun KBBI tsb dan berpusing2 ria menyusun arti dr kata sesuai dg rumpun ilmunya.
Sebenarnya saya tak terlalu menganjurkan kalau tiap kata yg kita sudah sering gunakan lalu dicek lagi di kamus untuk tahu arti harfiahnya (selain tdk efektif, alih-alih menganjurkan, mengambil KBBI setebal 1350-an halaman saja saya malas luar binasa!). Pun juga tdk menyalahkan mendayagunakan hasil pengalaman yg membantu kita utk tau arti dari kata2 yang tertangkap dalam keseharian kita. Namun selain upaya kita mendapatkan arti tsb, upaya mencerna dan memahami tanpa tahu dari kamus, kemudian bermain2 akrab dengan kata tsb menggunakannya, mengeksplornya, saya rasa adalah hal terbaik yg kita lakukan untuk menjamu kata2 dlm perbendaharaan kita! dan kita sdh berkelakuan baik dg alokasi kata2 kita! Sayang kan kalau kita hanya menyimpannya saja di bank bahasa milik kita.
Bereksplorlah dg kata2 lama namun baru dlm “sensor pendeteksi” kita. maka jangan ragu untuk menggunakan dan mencari lagi kata2 lain yg kita blm tahu dan bahkan blm kita dengar sekalipun. Karna itu akan sgt menjadi hal yg terkeren bermain-main dengan kata-kata yg baru dan segar dalam dunia bahasa (jgn GR dulu, dunia bahasa tsb versi khayalan saya). Dan akhirnya kita menjadi ahli bahasa, minimal di Dunia Bahasa versi khayalan masing-masing. Menggunakan sensor pendeteksi bahasa akan menjadikan kita peka!. Wow..that sounds so hard to get! #halah, yg nulis ini juga masih bingung kok kemana jalan keluarnya paragraf ini... :D
Labels:
Thoughts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
WOW! bahasan yang sangat menarik...
sebeneranya, kalau dipikir-pikir, tidak semua bahasa yang kita pakai benar-benar tahu artinya. Kadang yang jadi pertanyaan; pengertian itu apa sih? satu kata dijelaskan dengan sebuah kalimat atau lebih: means diartikan lewat rangkaian kata lainnya...
yang menakjubkan, bagaimana otak kita memproses itu semua y? malah tanpa kita sadari.
*komen saya nyambung ga si?
... yang perlu dimengerti bahwa bahasa itu lahir dari budaya dan dipakai secara konvensional. Itulah kenapa ada beberapa orang yang #plenggongan saat ada anak kecil yang bertanya tentang arti sebuah kata yang sederhana. atau bahkan bertemu dengan bule kritis yang sukanya mbedah arti kata bahasa kita... nah lho! Masyarakat yang kenal pendidikan, apalagi yg ngakunya pernah buat skripsi gk layak lah jawab,'ya, emang udah dr jaman bahola begitu aku makenya!!" hahaha..(ketawa miris!!)
selama hmpr 3/4 abad berkutat di dunia bahasa aja aku bilang bhs indo itu susah. krn gk ada aturan pastinya (secara tertulis).. KBBI itu hanya sebagian kecil yg bs membantu kita mengerti arti kata. tp gk bs sama sekali dijadikan alkitabnya para ahli bhs.
kl bingung tentang arti kata bhs indo, gampang aja cari tahunya:
1. Cari kata dasarnya, terus buat kalimat
2. kl udah ketemu arti kata dasarnya, cari arti kata bentukannya (pusing ya, dengar istilah2 ini)contoh: kata mem-beo.
udah tahu burung beo kan?
nah, arti kata mem- itu banyak,, salh satunya: menjadi seperti. so, membeo artinya>> cerewet..hahaha
3. dirasa-rasain aja kira2 apa artinya..hehehe
4. kl udah mentok, br tuh cek di kamus..
5. tp kl dirasa-rasain beda dgn persepsi kalian sebelumnya. anggep aja itu perkembangan bahasa..
tp hati-hati, sebelum bisa merasa-rasakan, ada baiknya kita memperkaya diri kita dengan penegtahuan ttg morfologi atau sintaksis..
Semangat menganalisis!!
Senenge rek....blog-ku dikomen huwaaaakeh koyo ngene. baik cuinnn...aku tak belajar maneh.
sing menyebalkan..aku yo komentar di tulisanmu tentang "penasaran" tp malah gk bs terposting..padahal,,yo duawa..hahaha..
bsk sj kt diskusi langsung..
Post a Comment