Secangkir kopi mengingatkanku pada senyum di akhir tahun 2007. Segurat pertanda yang menjadi awal roda mekanik berputar dari asnya. Aku mau, karena kita sama-sama tahu dari jauh. Tapi aku benci sesuatu; ruang hampa yang bernama 'jarak' akan bersanding antara aku dan kamu. Kamu menguatkanku untuk sabar. Ini baru awal.
Sepoci teh menghempaskanku ke ranah pertigaan 2008, dengan gelak tawa saling bertemu. Kita berpacu meraih mimpi bak berada di arena pacuan kuda yang tak berbeda. Lari, jatuh, lari kencang, tumbang, berdiri dan lari lagi dengan semangat memburu. Satu tempat yang sama, untuk beberapa semester cukup melegakan puasaku.
Lalu segelas air putih kuteguk pada pertengahan 2009, dengan kesedihan menggugu. Aku tak menyoal seberapa sakit aku waktu itu, tak sebegitu ingat bagaimana kronologis masa pemulihan sakit kala itu. Tau-tau aku sudah memaafkanmu. Aku mafhum ini hanya soal perbedaan maksud, jarak dan waktu.
Sekaleng susu beruang kita bagi berdua membawaku berada di 2010, aku duapersepuluh, kamu delapanpersepuluh. Kita selalu membelah yang kita punya menjadi dua, berapapun itu. Agar kamu juga ikut merasakan rasa apel jika aku tengah mengunyahnya. Kadang aku harus kamu paksa tahu rasa soto daging, bahkan hanya lewat ceritamu dari jauh.
Seplastik susu jahe tercecap aneh di triwulan 2011, aku disini kamu disitu saling menjauh. Tentu saja aku ngilu, kamu lebih memperhatikannya daripada aku. Tak seberapa paham mengapa aku begitu ingin memproteksimu. Hanya saja kemudian hari aku tahu; semakin kencang genggaman kita, semakin dibuat tak nyaman saja rasanya. Di aku, dan di kamu.
Segenggam rinduku membeku di bulan ke 10, menyatu bersama mimpimu yang sengaja kau tepis jauh. Lalu aku ini harus bagaimana? Kamu yang menawarkan senyum itu dulu, sekarang senyum itu kau tarik membisu.
Dimana lagi kita bisa saling menyapa? Kalau dalam mimpi dan ruang beku saja kau tak mau tahu. *Tak ada jawaban darimu*
Disini saja kita bertemu, lewat innerco yg siap datang memanggil kapan saja ia mau.
Jakarta, 4 Oktober 2011
2 comments:
*masih mencerna*
innerco artinya apa Kim? luapan perasaan yang indah Kim, aku bisa merasakan rindunya kamu
Post a Comment