If I have time for having some ages. I would become a better person. (Yeah, does it echoed cliche?). A better me ahead, that myself can only measure the goodness. Indeed, I would 'enjoy' my life more and more. I don't need to think hardly for gaining money, money and money. I'm neither a pretty penny person, nor pretended everything will be good without money. I just highlight that money is not everything for me anymore. I want to left them behind, just to let my life easy and far from burden things. As this is Jakarta which a city won't stop to turning over money, doesn't mean my days is in its wheel.
I'm happy within 25 years that God still allow me to breath. I'm blessed with long live, health and prosper. Whilst since high school I have out of home, I still own my family in my every single distance day of course. The sisters who coloring my paradigm value, the parents who have a health condition in their around 70th old years. The brother who love my family. The fun relatives, solid cousins, cheers nephews, the good friends, and so on.
What should I say more?. What God favors given me that I deny?. I don't want to ask, ask, ask again and again to God. Asking many things doesn't react expressly you being a rich body but kinda forcing God to do what you want. So what is the point?. Okay, this is not a preaching essay, I remind myself. Let them to be my own opinion.
credit pic: http://files.smashingmagazine.com |
Acapkali kita lupa atau terkadang meremehkan hal-hal kecil yang ada di sekitar. Mungkin tak jarang di antara kita menganggapnya hal sepintas lalu yang tak bermakna. Namun sebagian adakah yang masih berfikir bahwa hal kecil adalah inang, embrio dari sesuatu yang sudah besar?. Seringkali saya menginginkan hal baik menjadi rutinatas, pun dalam berfikir sederhana, sesederhana kita 'bisa melihat' hal-hal kecil bermakna di sekitar kita. Kali ini, saya berdoa untuk itu. Untuk tak lalai dalam 'melihat' susunan-susunan kecil yang Tuhan sudah rangkai untuk kita. Hal-hal remeh yang sejatinya justru mengimbangi hal-hal hebat lainnya ada. Kalian percaya kan jika sesuatu hal kecil datang terus menerus, itu berarti mereka sengaja datang mencubit dan menyapa, bukan lantas ditidakacuhkan oleh kita. Pernahkah merasa hal-hal kecil yg sering nampak di depan mata, sering menyapa raga namun justru terabaikan?. Apa kalian juga masih belum percaya jika hal-hal kecil ada muncul bukan tanpa alasan?.
Terimakasih Tuhan, ada Ayah yang selalu murka jika saya suka bangun kesiangan sholat subuh di rumah. Ada Ibu yg memarahi saya dengan sinisnya saat tau H-1 Ramadhan saya masih ganti hutang puasa. Ada teman-teman baru yg memberi warna, iya saya jadi olahraga hip hop dan yoga gara-gara ajakan mereka. Ada tanah kelahiran yg tidak panas seperti Jakarta, meskipun menempuhnya butuh ganti bus berkali-kali, oper sana oper sini yang seringnya berakhir pada gumaman kesal dan sesal "mengapa mencapai rumah saja susah sekali?". Ah.., saya lupa untuk ingat kalau surga dicapai dengan bersusah payah juga bukan?. Saya juga sudah tidak pegal menjalani rutinitas belajar menulis di blog; dan mendapatkan banyak pembelajaran dengan blog walking. Bahwa ada dua dunia, maya (setiap 5x dalam seminggu, 9jam dalam sehari) yaitu ketika saya menyapa dan 'bercengkrama' dengan orang-orang baru dan dunia nyata saya dalam keseharian yang membuat saya banyak belajar.
Terima kasih Tuhan atas segala karunia yg terlimpah dalam seperempat abad umur ini. Tidak ada lagi kebiasaan lupa terlalu lama simpan makanan di kulkas, tidak ada lagi kebiasaan menyisakan kue sebiji di dalam tupperware. (My worst!). Bahwa masih ada durian montong kupas dan pisang ambon serta buah-buahan lokal yang belum musim di All Fresh Store adalah kejutan nyata yang tidak bisa dipungkiri. Dan tahukah kalian jika September tahun ini, tepat sehari setelah hari ulangtahun saya, tanggal 9 adalah pernikahan sahabat saya di Sumatra, lalu sehari kemudian tanggal 10 adalah pernikahan sahabat saya di Malang. Uwoooo....mereka membuat September saya kali ini makin seru saja ya? *jitak satu satu ke kalian yang milih marriage date paling fenomenal dan memorable*. Nah, dari sini saya bertaruh akan kembali kepada hidup yang sehat, jiwa yang sehat dan (bukan) (di ) kuat (-kuatkan). Hahaha Own my words!.
Well, dari yang terbaca mungkin tidak salah jika dibilang ucapan syukur saya mungkin masih di tingkat bawah yang merasakan nikmat Tuhan dari yang dicecap, dilihat, didengar saja. Untuk hal-hal dimakna dan dirasa masih jauh dari fasih, namun biarkan itu menjadi keintiman saya dengan Sang Pencipta. Bahwa terkadang saya mengira diketidaksengajaanNya ada kesengajaan yang Tuhan cipta dalam setiap sesi hari-hari saya. Tuhan pasti tahu sebenarnya apa yang terbaik bagi saya, to be honest and true: saya merasa cukup dengan nikmat yg ada. I believe a complete puzzle can be perfect by set the little piece one by one. Let's embrace the ups and downs!.
Selamat Hari Jadi untuk Kim, Kimmi, Fahma, Fahim, Windu.
---Saya---
No comments:
Post a Comment