Try to search for The Things?

December 26, 2012

BEN and BON

Adalah seorang Ben. Lelaki yang sedang kuliah di NZ (entah mengambil jurusan apa), memiliki spouse di Jakarta, dan saya jatuh cinta kepadanya-kepada tulisan-tulisannya di sebuah lini maya. Pertama kali (blognya) dikenalkan kepada saya oleh seorang teman, yang temannya adalah teman dekat spouse-nya Ben. Saya kemudian seperti abegeh yang sedang labil, mencetak beberapa tulisannya dan gambar yang dipostingnya (FYI, Ben suka sekali dengan fotografi, and I don't understand what he's been implied in his pictures, mostly when I saw some absurd captures without caption). Malam kemarin, saya nekat untuk menyapanya di twiterland, gak penting-penting amat sih karena saya masih menjaga kemungkinan-kemungkinan memalukan (misalnya dicuekin haha). No hopes inside, dibales ya seneng, gak juga gakpapa. Tapi biasanya justru yang bringing no hopes malah mendapat kesempatan yang banyak, in any circumstances, in any occasions, and has anyone noticed this term by the way?.




Folks, ini contoh nyata twit yang berkelas kalo mau nyapa orang. (*berkelas: dijawab gpp, gak juga gpp) Haha


Folks, gayanya saya ya nyebut2 Swedish Ivy! padahal kembangnya kayak gimana aja masih gelep

Folks, do I epitomize ABG looks by posting these ones?

Intinya saya nanya taneman apa yang selama ini (diam-diam) saya perhatikan, saya cetak, saya gunting lalu saya tempel di papan tugas di kamar, juga selalu menghiasi display picture Blackberry dikala perasaan gundah melanda. Dasar saya emang kurang kerjaan, bertanyalah saya kepadanya (macam SKSD lah sayah ini). Dan dia membalasnya dengan jawaban yang A.memuaskan B.biasa aja sih sebenarnya C.cukup-membuat-saya-kaget-lho-dibales-ternyata. Okay, okay, kali ini saya agak too high too impressed.

Eniwwi, saya kelewat suka ketika membaca tulisan dia di webnya. Entah yang kadang ada bagian tulisannya yang sok saya mengerti (akibat vocabulary saya harus di upgrade lagi) atau kalimat-kalimat dia yang berasal dari catatan galau ala akademisi, khas perantau pencari ilmu di negeri orang. Saya suka caranya dia menulis dengan penuh makna. Saya ingat bahwa tidak semua orang (yang sudah punya buku sekalipun) bisa menulis dengan setiap kalimatnya terbanjiri dengan luapan makna, and the most found out thing is "inspiring ones". Ben's writings, setiap bagian yang tertulis rasanya penuh intention yang coba ia transfer kepada siapapun yang membaca, each his word has a part of energy he might be brought when the process is going on. 

Lemahnya kaum hawa saya ini ya, setelah membaca setiap paragrafnya, selalu sukar untuk mengelak, atau setidaknya berargue sedikit atas apa yang dia tulis demi menunjukkan kalau kita gini-gini juga bagian dari critical woman (maksud kata barusan ini apa ya? wanita yang cenderung kritis kali? iya iya itu maksudnya). Kebalikannya, saya mengiyakan dalam hati kalau hal-hal kecil yang ia coba ekspresikan itu mewakili unspoken words saya. I felt it by the way *tsaaaah...! apalah saya ini pake feel-feel segala. Lupakan, lupakan. In case you're so wondering about whom I talked too much, here is Ben's thought:

And you don’t just see beauty but you feel it within you. 
I, like everyone, often focus on the big things in life. Our grand achievements, our miseries, our heartbreaks, our angers, our loss. We give so much attention towards these big events of the past and the desires we wish to obtain in the future. And with this we forget that every moment, every event we experience, including those small, minuscule experiences, also shapes us. We forget that there is beauty in everything. There is joy and happiness if we only look, if we stop for a while and give attention to that beautiful, fleeting moment that we know as the now. 
Because at the end of the day, you realize that you can find beauty wherever you look.

White Hyacinth
What? become lost? If that's so, I had many times lost in his words before. Beside the words, I lost to someone within initially B and N in their names. I call him Bon, a france word, named after to my complicated boyfriend. Muka garang ala Metallica dan segenap Rock Anthem, Dead-Metal, and wahtsover you name it, tapi hati berkebangsaan ST-12. Dalam berbagai fase kehidupan long distance relationship saya, Bon-bon adalah nama terkiyut yang saya berikan kepadanya, dan dia mau!. Haha. karena kepanjangan, kadang ia menyingkatnya dengan Bona. Makin lucuk ya dengernya? mirip ama karakter kartun di majalah anak-anak era Dhea Ananda menjadi primadona di kalangan seumurannya (ah ya! Bona dan Rong-rong, ayuh yang dulu bacaannya Bobo ngacung!).

I don't care what people saying about us, about our each other names, truly I don't care. Unless there is a guy/girl stand outside there watching us in details, has a willingness to fucked-up with us, preferably me, directly or not. Hell yeah, you will head the fight-till the end person, name her Virgo! (alert: this girl is kind in an anger, just because someone -let's call that someone is what-so-not-important-bitch is trying to flirt over her boyfriend). Ya ampun, apa yang sudah saya katakan barusan ya?. Sudah-sudah, yang lalu biarlah berlalu #selfnote.

Jadi, antara Ben dan Bon itu sebenernya agak dipaksain juga kesannya kalo disama-samain. "The same can not be said" kalo menurut phrase-nya sih gitu. Tapi hey.., did I set-up all the things go to after and before I know Ben and also Bon? Not at all. Both Ben and Bon bond now, and tadaa! suddenly I realized.

Everything just goes smoothly into slap us perfectly. Everything!, every piece that happened into us. The sorrow, happiness, the broke, the broken moment and so on. Jadinya, ini membawa saya ke kesimpulan bahwa every road we step-into has a line, your line, their lines, my line, so don't so worry about to take a road, even the different road. It someday will show you the thing, if you're really notice. As Ben said: Don't worry there is a time for everything.


"I understand that everything is connected, that all roads meet, and that all rivers flow into the same sea."
— Paulo Coelho (Aleph)



--Kim---

2 comments:

M. Hudatullah said...

>>aku! ngacung sebagai mantan pembaca Bobo sewaktu anak-anak.

rada gak nyambung, tapi mau nanya soal quote yang terakhir, udah baca Aleph???

Kim said...

Hi sesama pembaca Bobo!.

Udah dong Hoed... : )

Follow