Di suatu sore menjelang senja, atau kata orang Jawa langit sedang surup, saat siaran televisi berhenti sejenak untuk mengumandangkan adzan maghrib, dimulailah drama seri absurdity saya.
Kantor mulai berkurang personilnya, satu demi satu mulai berhenti beraktifitas, tapi boostering mood saya justru semakin naik naik ke puncak gunung. Pikiran saya ini loncat kesana kemari, lincah seperti angry bird melambung dari ketapelnya. Ehtapi suasana hati lagi bagus, belum tentu juga yang tertuang di tulisan senada seirama. Ini malah kebalikannya. Sudah absurd, ngakunya mood boost, tapi produksinya yaaaa....sekelas curhatan seperti yang saat ini kalian baca.
Saya ini lagi gundah, entah gundah karena apa (ya namanya juga absurd). Mulai menebak-nebak, apa karena dua minggu kemarin tugas keluar kota yang menguras kestabilan jiwa, hati dan tenaga??, dihantam sana-sini urusan kerjaan?, apa karena Ibu saya yang lagi ada di Jakarta (antara gimana-gitu-ya-perasaan saya dan excited, semoga Ibu gak kapok ngurus anaknya semingguan di Ibukota), apa iya karena saya semakin kesini, semakin melihat kekurangseriusan "dia"?, apa iya kalau hidup saya terlampau begitu-begitu saja?, apa iya saya membenci bagian diri saya yang kehilangan antusiasme masa muda penuh nafsu dan gairah (wait, apakah barusan saya memakai kata "gairah" dan "nafsu"? saya tidak sedang menulis skenario film Bang Haji kan?). Dan bagaimana kalau "apa iya-apa iya" saya lalu diiyakan juga oleh saya?.
Saya juga lagi engga kepingin-pingin amat buat baca buku. Seperti biasa kalau saya kurang stamina, perginya ke toko buku (ish!, sok kutubuku lah orang ini). Beli buku beberapa, kadang dibaca cepet kadang entah sisanya kapan tahun dipegang. Juga lagi engga kepingin-pingin amat tuh yang namanya belanja. Iya kadang belanja jadi distraksi saya nomer kesekian kalau bener-bener putus asa gak tau apa yang bisa saya perbuat untuk negara *tsaaaah. Lagi mau jalan-jalan backpackeran, juga engga begitu pengen-pengen banget.
Can you please imagine in such a way you hate your self, and even the hatred part of you hates yourself back? Tired?
I'm exhausted
Knowing myself that I doubt everything (includes the religion I have so far) and you, but knowing myself is being attached by 'the doubt' on you, kind of curiosity, a conquering one, is overwhelmed as well. I'm tired being a two; a half way on me and you. I put you on my everything and before me.
Hah, yasudahlah, mungkin saja saya kurang fokus, terlalu banyak yang dihinggap-tempeli, lalu dijadikan patokan, lalu hilang fokus utama yang dipasang duluan. Gak ada mungkin yang lain, kalimat pertama saya itu sudah benar. Kurang fokus, sehingga dikira yang lain-lain dijadikan prioritas juga. Makanya hasilnya gak maksimal.
Baiklah, HAI FOKUS, kamu kemana aja? Gak liat apa disini lagi nyariin kamu sampe bisa nulisin jadi postingan yang engga banget ini?.
---Kimmi---
No comments:
Post a Comment