Try to search for The Things?

February 18, 2013

Trigger



Saya pernah membaca tulisan seseorang (lupa siapa yang nulis, dan lupa dalam bentuk postingan atau status atau apa), bahwa setiap manusia selalu membutuhkan trigger atau pemicu untuk menjadi jujur sejujur-jujurnya. Seringnya ketahuan dulu, baru beri klarifikasi. The option was either in the relationship or something that dubbed a larger than life. Don't be so transfix for the first option, but the second one is nearly made my instinct to survive in-life.

Dalam setiap hubungan, siapa yang membuat kesalahan, siapa yang memaafkan menjadi hal yang selalunya begitu-begitu saja, standar hubungan dan sekilas terasa boring, iya memang iya. Ketahuan selingkuh misalnya, mati-matian minta maaf. Kalo gak ketahuan tetap saja merasa jalurnya sah dan legal. Ah, is there anyone walk in that shoes?. Lalu apa jika semuanya mesti butuh pemicu?.

Suatu hari saya memang membutuhkan pemicu untuk hal-hal yang insecure. Butuh tameng, butuh segumpal keberanian untuk maju mengatakan yang sejujur-jujurnya. Tapi saya melakukan untuk hal yang biasa saja, pekerjaan misalnya. Bukan untuk menutupi oh well, let's say: an affair? I rather choose not to hear that word than to use it.

The question is: mengapa harus butuh didorong kalau hanya ingin mengungkapkan keanomaliannya?. Mengapa dibutuhkan kepergok dulu-hard time to beaten-up each other-kalau hanya untuk mengatakan jalannya adalah ilegal?, Mengapa sebercanda itu sih kalau mau menjalani hubungan?. Apa memang disana letak seni ketidakseriusan dan ketidakdewasaan seseorang dalam menghargai sebuah hubungan?. 

Bagi kalian di luar sana, yang punya hati shine bright like a diamond, terlalu gak selevel kalo diampelas pake amplas kayu. Girls, you need to stunned, and even when you alter the muddy ones, get the trigger to lift your life up, make sure you made the trigger for the good one. Don't be insane..., Don't plunge yourself into the baddass (unless you wanna see the pattern: Karma is not just about the troubles, but also about surmounting them). Don't act like you're categorized too risky, and you can do anything you want. That echoed completely "hello, are you losing your mind?


--Kimmi--

2 comments:

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

yah itulah manusia,

sering nyadar sesuatu ketika sudah terjadi,

salam kenal

:)

Kim said...

iya, kenapa ya nyadar sellau belakangan? apa karena yang duluan dtg itu panitia?


salam kenal juga : )

Follow