Sejatinya
saya mempercayai semua orang. Sampai orang tersebut membuktikan tidak bisa
dipercayai. Sesimpel itulah saya.
Kalimat
pertama kukutip langsung dari ucapan Pak Dahlan (tentu saja tanpa embel-embel
kalimat kedua). Kudapat entah di twitter, entah di portal online, saya lupa. Saya
langsung terkejut. Bukan saja karena kalimat tersebut terbaca catchy, lantas saya
mencocokkan dengan personal saya. Bukan. Namun semacam mendapatkan dukungan penuh atas
apa yang kulakukan selama ini.
Saya
menyukai orang seperti Pak Dahlan, yang tahu bagaimana ia mempergunakan
hidupnya dengan baik. Oke, mungkin itu terlihat terlalu ‘berat’ membawa kata “hidup”.
Tapi baiklah kita tinggalkan sebentar tentang Pak Dahlan, karena saya ingin
mengungkapkan sedikit saja tentang kisah Si Wasit Tinju dan Perasaannya
Si
Wasit merasa cukup dengan profesinya setahun ini. Karena ia sering berada di
antara dua insan (yang sebenarnya) saling mengasihi (mana mungkin mau jotosin orang yang bahkan tidak dikenal?, bener gak?). Yah hati orang siapa sih yang tahu?. Wasit merasa selalu
menabak-nebak kira-kira langkah apa yang akan diambil dua insan ini
selanjutnya.
Itu
Melelahkan!.
Jadi ya sudahlah, daripada lelah, lebih baik mundur saja kali ya si wasit ini. menurutnya tidak baik jika memaksakan kehendak. Meraba apakah kedua insan tersebut sudah tidak saling menyayangi dan mengasihi, atau justru saling memendam kebersamaan dalam setahun terkungkung oleh aturan? ya, aturan pertandingan.
Majas asosiasi saya memang buruk, tapi mungkin wasit tinju ini perlu sekali mengundurkan diri saja. Tempat yang lain masih layak untuk mendapatkannya. di tempat yang tak melulu bersitegang jumpa dengan yang namanya "menebak-nebak' dan "mencurigai". Di tempat yang tidak menempatkan ia pada dua insan lagi. Di tempat yang tak menyuruhnya hanya menjadi pihak penengah. Di tempat yang ia menjadi pemeran utama.
GNite!
Jadi ya sudahlah, daripada lelah, lebih baik mundur saja kali ya si wasit ini. menurutnya tidak baik jika memaksakan kehendak. Meraba apakah kedua insan tersebut sudah tidak saling menyayangi dan mengasihi, atau justru saling memendam kebersamaan dalam setahun terkungkung oleh aturan? ya, aturan pertandingan.
Majas asosiasi saya memang buruk, tapi mungkin wasit tinju ini perlu sekali mengundurkan diri saja. Tempat yang lain masih layak untuk mendapatkannya. di tempat yang tak melulu bersitegang jumpa dengan yang namanya "menebak-nebak' dan "mencurigai". Di tempat yang tidak menempatkan ia pada dua insan lagi. Di tempat yang tak menyuruhnya hanya menjadi pihak penengah. Di tempat yang ia menjadi pemeran utama.
GNite!
2 comments:
ini curcol apaan sih ndu?
wah.. aku sendiri juga gak tau ndu :P
ya ampun...iya fik. kadar curcol-ku begitu banyak ya di postingan ini?
Post a Comment